Penyair Indonesia Menangi Sayembara Menulis Puisi Esai Asean 2019

05/04/2019 19:00 PM

”Aku, Mary Jane dan Maut”, judul puisi esai karya penyair Dhenok Kristianti, menjadi primadona dalam Sayembara Menulis Puisi Esai Asean. Deklamasi puisi yang dibawakan dengan penuh penghayatan oleh penulisnya, mampu menyihir dan mengingatkan hadirin dengan merasakan getirnya perasaaan Mary Jane Fiesta Veloso, terpidana mati kasus narkoba asal Filipina saat penundaan eksekusi. Dhenok, berhasil menghadirkan sisi kemanusiaan dalam perhelatan syair puisi esai se-Asean tersebut. Wakil Indonesia ini menjadi pemenang pertama disusul pemenang II, Hajah Rubiah Nordin, penyair Malaysia dan Hendry TM, asal Semarang, Indonesia di tempat ketiga.

Malam penganugerahan pemenang sayembara tersebut diselenggarakan bersamaan dengan Peluncuran Festival Penulis Sabah. Bersama dengan Menteri Pelajaran dan Inovasi Negeri Sabah, YB. Datuk DR. Yusof  Yacub, Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu meresmikan peluncuran Festival Penulis Sabah ke-8 di Kota Kinabalu, Jum’at 5 April 2019.

Festival Penulis Sabah ini diselenggarakan oleh Badan Bahasa dan Sastera Sabah (Bahasa) dan didukung oleh Gabungan Persatuan Penulis Nasional (Gapena), Yayasan Dakwah Islamiyah Malaysia (Yadim) zon Sabah dan Komunitas Puisi Esai Indonesia. Acara dihadiri oleh sejumlah penulis dan penyair dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam serta pengamat seni dan budaya.

Dalam sambutannya, Datuk Yusof Yacub, menyampaikan apresiasi dan menyambut baik peluncuran festival yang dapat menjadi penghubung dunia sastra antara bangsa serumpun, Asean. Lebih lanjut Datuk Yusof juga menyampaikan harapan agar para penulis, para penggiat budaya dan sastera Nusantara untuk lebih kreatif dan mampu melahirkan lebih banyak karya sejenis di masa yang akan datang dengan tetap membawa nuansa Melayu.

Sementara Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, Krishna Djelani, dalam sambutannya menyampaikan bahwa festival ini merupakan upaya yang sangat baik dan penting bagi perkembangan dan pelestarian budaya, seni dan sastra, sekaligus diharapkan dapat lebih mempererat kerja sama di berbagai bidang diantara bangsa-bangsa serumpun.

Datuk Jasni Matlani, Presiden Badan bahasa dan Satera Sabah yang juga dalam malam peluncuran festival ini dinobatkan sebagai Sastrawan Negeri Sabah dalam sambutan nya menyatakan bahwa festival tersebut adalah buah dari kerja keras pemerintah Negeri Sabah untuk memajukan bahasa, seni dan budaya serta karya tulis dan sastra ”di negeri di bawah bayu”, Sabah.

Sebelumnya, Sayembara Menulis Puisi Esai tingkat Asean ini telah diresmikan pada Peluncuran buku karya kolaboratif Penyair dari Indonesia dan Malaysia yang  diberi judul ”Kemilau Satu Langit” pada 13 November 2018, dengan menawarkan hadiah jutaan rupiah atau ribuan ringgit di berbagai nominasi. Pemenang tidak hanya didominasi oleh sastrawan dari Indonesia dan Malaysia melainkan juga dari Thailand dan Brunei Darussalam, seperti Abdullah Wanahmad, Penyair asal Thailand yang sempat mengenyam pendidikan di UGM Yogyakarta memenangi anugerah puisi esai dengan judul ”di Pantai ini”.

Peluncuran ditandai dengan pemotongan pita dan pemukulan gong oleh Datuk Yusof Yacub didampingi oleh Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, Krishna Djelani dan tamu kehormatan lainnya di pentas. Usai pembagian hadiah bagi para pemenang, Konjen RI juga berkesempatan memberikan cenderamata kain khas Indonesia kepada tamu kehormatan bersama Pengurus Komunitas Puisi Esai Indonesia, Fatin Hamama R. Syam, penyair jebolan Universitas Al Azhar Cairo, Mesir yang juga menjadi kontributor acara ini.

https://kemlu.go.id/kotakinabalu/id/news/296/penyair-indonesia-menangi-sayembara-menulis-puisi-esai-asean-2019

Penyair Indonesia Menangi Sayembara Menulis Puisi Esai Asean 2019 Read More »